Dalam bisnis hotel, banyak orang hanya fokus pada pendapatan berapa kamar yang terjual, berapa harga jualnya, atau seberapa tinggi tingkat okupansinya. Tapi di balik semua itu, ada hal penting yang sering dilupakan: biaya operasional per kamar atau yang dikenal dengan istilah Cost per Room.
Dengan memahami Cost per Room, kamu bisa tahu:
Apakah harga kamar yang kamu pasang sudah menutupi biaya operasional?
Kamar tipe mana yang paling menguntungkan?
Dan bagaimana cara meningkatkan profit tanpa harus menaikkan harga terlalu tinggi.
Intinya, ini bukan cuma soal berapa uang masuk, tapi juga berapa uang keluar untuk setiap kamar yang kamu jual.
Secara sederhana, Cost per Room adalah jumlah biaya yang dikeluarkan hotel untuk mengoperasikan satu kamar selama periode tertentu bisa per hari, per bulan, atau per tahun.
Biaya ini mencakup berbagai komponen, seperti:
Biaya listrik dan air
Kebersihan kamar (housekeeping)
Linen dan laundry
Perlengkapan tamu (amenities)
Gaji staf yang berhubungan langsung dengan kamar
Perawatan dan perbaikan
Jadi, Cost per Room adalah gambaran nyata dari “modal” yang kamu keluarkan untuk menghasilkan satu kamar yang bisa dijual.
Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang paling penting cara ngitungnya. Jangan khawatir, nggak perlu jadi ahli akuntansi dulu kok! ?
Misalnya, dalam satu bulan kamu mengeluarkan:
Gaji staf housekeeping: Rp15.000.000
Listrik dan air: Rp10.000.000
Laundry dan linen: Rp5.000.000
Amenities: Rp3.000.000
Perawatan dan kebersihan: Rp2.000.000
Total biaya operasional bulanan: Rp35.000.000
Misalnya hotelmu punya 20 kamar.
Rumusnya simpel banget:
Cost per Room = Total Biaya Operasional ÷ Jumlah Kamar
Jadi:
Rp35.000.000 ÷ 20 kamar = Rp1.750.000 per kamar per bulan
Kalau mau tahu per malamnya, tinggal dibagi lagi dengan rata-rata jumlah hari dalam sebulan (misal 30 hari):
Rp1.750.000 ÷ 30 = Rp58.333 per malam
Nah, kalau kamu sudah tahu biaya per kamar, tinggal bandingkan dengan pendapatan per kamar (Average Daily Rate atau ADR).
Misal, kamar kamu dijual dengan harga rata-rata Rp300.000 per malam, maka:
Profit per Room = Harga Jual - Cost per Room
Rp300.000 - Rp58.333 = Rp241.667 per kamar per malam
Dari sini kamu bisa tahu, setiap kamar menghasilkan keuntungan sekitar Rp241.667 per malam. Gampang banget kan?
Bisa Menentukan Harga Kamar yang Tepat
Dengan tahu biaya sebenarnya, kamu bisa pasang harga yang realistis dan tetap untung.
Membantu Evaluasi Efisiensi Operasional
Kalau ternyata biaya per kamar tinggi banget, kamu bisa cek: apakah penggunaan listrik boros? Atau mungkin laundry sering overbudget?
Mengetahui Kamar Mana yang Paling Untung
Bisa jadi kamar deluxe justru lebih untung daripada suite, atau sebaliknya. Data inilah yang bantu kamu ambil keputusan lebih cerdas.
Membantu Perencanaan Jangka Panjang
Hotel bisa memprediksi berapa modal yang dibutuhkan saat ekspansi atau saat ingin merenovasi kamar.
Gunakan energi secara bijak
Pasang sistem hemat listrik seperti sensor lampu otomatis di koridor atau kamar.
Optimalkan jadwal housekeeping
Jangan bersihkan kamar kosong terlalu sering kalau belum ada tamu baru.
Beli perlengkapan secara grosir
Biasanya harga amenities lebih murah kalau beli dalam jumlah banyak.
Cek dan rawat peralatan secara rutin
AC bocor atau lampu sering rusak bisa bikin biaya melonjak tanpa terasa.
Menghitung Cost per Room bukan cuma angka-angka di laporan keuangan, tapi sebuah langkah penting untuk tahu bagaimana performa bisnismu sebenarnya.
Dengan analisis ini, kamu bisa membuat keputusan yang lebih bijak: mau menaikkan harga, menekan biaya, atau bahkan mengubah strategi pemasaran.
Semakin kamu paham biaya di balik setiap kamar, semakin mudah juga kamu menjaga profit tetap stabil bahkan di musim sepi tamu.
Mengatur Jadwal Shift Karyawan Hotel dengan Lebih Efisien
Bagaimana Mengatasi Komplain Tamu dengan Teknik Service Recovery
10 Cara Mengurangi Biaya Operasional Hotel Tanpa Mengurangi Kenyamanan